Kemasan vakum sangat umum dalam kehidupan sehari-hari, dari rak-rak supermarket hingga produk-produk populer di Internet, makanan yang dikemas vakum tampaknya telah menjadi simbol pengejaran kenyamanan dan keamanan masyarakat modern. Namun dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menemukan bahwa setelah penggunaan kemasan vakum, makanan masih cepat rusak, mengapa demikian? Bagaimana cara menghindarinya?
Pertama, mari kita lihat prinsip pengemasan vakum. Pengemasan vakum adalah teknologi pengemasan makanan yang memperpanjang masa simpan makanan dengan membuang udara di dalam kemasan untuk menciptakan kondisi vakum. Metode pengemasan ini dapat mengurangi kontak makanan dengan udara, kelembapan, dan mikroorganisme selama penyimpanan dan pengangkutan, sehingga memperlambat oksidasi, jamur, dan pertumbuhan bakteri pada makanan. Pengemasan vakum sering digunakan untuk daging, buah-buahan dan sayuran, makanan kering, makanan laut, dan makanan lainnya, dan juga banyak digunakan dalam pengawetan dan pengemasan produk lain, seperti produk medis, komponen elektronik, dan sebagainya.
Akan tetapi, pengemasan vakum bukanlah sesuatu yang sempurna.
Ada beberapa kemungkinan alasan mengapa makanan masih dapat rusak dengan cepat setelah pengemasan vakum:
Pengemasan tidak lengkap: Jika udara dalam kemasan tidak dikeluarkan sepenuhnya saat makanan dikemas vakum, sejumlah oksigen akan tertinggal, yang dapat mendorong pertumbuhan mikroorganisme dan oksidasi makanan, yang mengakibatkan kerusakan makanan.
Kerusakan pada kemasan: Kantong kemasan vakum mungkin sedikit rusak selama penyimpanan atau pengangkutan, yang akan memungkinkan udara masuk, merusak lingkungan vakum, dan meningkatkan risiko pembusukan makanan.
Kontaminasi mikroba: Jika makanan telah terkontaminasi mikroorganisme sebelum dikemas, bahkan dalam lingkungan vakum, beberapa mikroorganisme anaerob masih dapat tumbuh, yang menyebabkan pembusukan makanan.
Kerusakan kimiawi: Beberapa makanan dapat mengalami kerusakan kimiawi yang tidak disebabkan oleh mikroorganisme, seperti oksidasi lemak, bahkan dalam kondisi hipoksia.
Suhu penyimpanan yang tidak tepat: Suhu memiliki pengaruh penting terhadap masa simpan makanan. Jika makanan yang dikemas vakum tidak disimpan pada suhu yang tepat, seperti produk yang didinginkan atau dibekukan tidak didinginkan dengan benar, hal ini akan mempercepat pembusukan makanan.
Makanan itu sendiri memiliki masa simpan yang pendek: bahkan jika beberapa makanan dikemas dalam vakum, karena karakteristiknya sendiri, makanan tersebut hanya dapat tetap segar untuk waktu yang singkat, terutama makanan yang mudah rusak.
Untuk memperpanjang masa simpan makanan yang dikemas vakum, hal-hal berikut perlu dilakukan:
Pertama, pilih bahan kemasan yang tepat. Penting untuk memilih bahan kemasan vakum yang tepat, yang harus memiliki sifat penghalang yang baik untuk mencegah penetrasi oksigen dan air. Pada saat yang sama, perhatikan ketebalan kemasan, kemasan vakum tidak semakin tebal semakin baik, kemasan yang terlalu tebal dalam vakum dapat menyebabkan situasi penyegelan yang buruk, yang memengaruhi efek akhir.
Pembersihan dan pra-perawatan. Sebelum pengemasan, pastikan permukaan makanan kering dan bersih. Jika perlu, pra-perawatan makanan untuk menghindari kemasan dengan cairan atau minyak berlebih, agar tidak memengaruhi vakum.
Ketiga, tingkat vakum dan penyegelan. Gunakan mesin pengemasan vakum profesional untuk mengeluarkan udara sebanyak mungkin dari kemasan, lalu tutup rapat. Ini membantu memperpanjang masa simpan makanan dan mengurangi kemungkinan pertumbuhan bakteri. Pada saat yang sama, parameter yang tepat harus dipilih sesuai dengan bahan, ketebalan, dan jenis produk kemasan dari kemasan vakum untuk menghindari masalah seperti segel longgar, kebocoran udara, dan kantong rusak.
Kontrol suhu: makanan yang dikemas vakum harus disimpan pada suhu yang sesuai, biasanya didinginkan atau dibekukan, tergantung pada jenis makanan dan umur simpan yang diharapkan.
Hindari kerusakan mekanis. Selama pengemasan, pengangkutan, dan penyimpanan, perlu diperhatikan untuk menghindari kerusakan mekanis pada makanan, karena bagian yang rusak mudah terkikis oleh bakteri.
Waktu posting: 27-Feb-2024